Tuesday, April 4, 2017

Aneh, Indonesia Mayoritas Muslim, tapi TV Nasionalnya Takut Menyiarkan Live Acara Dakwah Zakir Naik

Ceramah Zakir Naik yang tidak disiarkan televisi nasional di Indonesia memang mengundang tanda tanya.  Padahal, ustad yang punya jutaan penggemar di Indonesia ini bisa mendatangkan rating tinggi. Apakah televisi di negeri mayoritas Muslim ini takut dituduh teroris?


Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis dalam perbincangan, Jumat (31/3/2017) sudah mewanti-wanti.
Image result for zakir naik bandung
Dr. Zakir Naik bersama ketua MUI pusat

Cholil mengatakan ada hal yang harus diperhatikan mengingat Zakir Naik memiliki spesialisasi dalam perbandingan agama. Ia ingin, saat tur dakwah nanti, Zakir Naik tetap memperhatikan kekhasan Islam yang ada di Indonesia.

"Diharapkan ceramahnya juga nanti dalam membicarakan agama lain harus hati-hati. Agar orang awam perlu hati-hati agar tidak salah paham. Jangan sampai nanti malah menyebarkan pesan membenci atau menistakan agama lain," tuturnya seperti dikutip dari detik.com.

Faktanya dalam setiap ceramah, Zakir Naik mengemukakan logika sederhana yang bisa diterima siapa saja ditambah dengan dalil Alquran dan Alkitab. Bagian mana yang menyebarkan kebencian dan menista agama? Jikalau Zakir Naik memang seperti itu, mengapa banyak non muslim yang akhirnya masuk Islam setelah mendengarkannya?

Bahkan sebelumnya, tersiar kabar bahwa Zakir Naik ditolak di beberap negara, bahkan di Malaysia. Tapi ternyata, hanya segelintir orang di Malaysia yang menolaknya. Mirisnya, orang-orang tersebut mengatasnamakan toleransi beragama.

Jika kita melihat isi ceramah Zakir Naik dan menarik benang lurus dari perlakuan dunia terhadap Muslim, maka bisa dipastikan televisi nasional tidak menyiarkan Zakir Naik karena takut dianggap TERORIS, PENYEBAR KEBENCIAN dan PENISTA AGAMA.

Sedihnya, stereotip itu bahkan sudah tertanam disebagian pikiran Muslim di Indonesia (seperti yang terlihat dari salah satu penanya saat Zakir Naik ceramah di Bandung).

Beginilah nasib sang mayoritas yang mulai tertindas. (opr) | rakyatsumatera.com


No comments:
Write komentar