Sunday, January 1, 2017

Video Dokumentasi Peninggalan Sejarah Perang Belanda di Aceh

VIDEO Menelusuri Peninggalan Sejarah Perang Aceh

Sebuah video dokumentasi sederhana yang menampilkan perjalanan seorang warga Aceh dari Swedia ke Belanda beserta narasi diberi judul "Menelusuri Peninggalan Sejarah Perang Aceh" beredar di media sosial melalui sebuah kanal Youtube.

Dari penelusuran Serambinews.com, Selasa (27/12/2016), pemilik video tersebut adalah Asnawi Ali, Ketua Persatuan Masyarakat Aceh di Örebro, Swedia.

Saat dihubungi melalui akun Facebook, Asnawi mengatakan bahwa tujuannya untuk memberikan edukasi dan mengingatkan orang Aceh bahwa bahwa mengapa politik Aceh menjadi seperti sekarang ini, penyebabnya tidak ada lain adalah karena Belanda.

"Bila ditilik dari sejarah, sumber dari segala sumber biang malapetaka Acehsebenarnya adalah dari Belanda". Salah satu negara anggota Uni Eropa itu, kata Asnawi, tidak mau bertanggung jawab, terutama mengenai hukum dekolonisasi.

"Jangankan perihal hukum internasional tentang dekolonisasi, mengenai tanggung jawab moral mereka kepada orang Aceh saja, kafir harbi bekas penjajah itu tidak mau peduli," kecam Asnawi dalam bahasaAceh melalui obrolan di akun Facebook.

Asnawi merasa penasaran dan selama bermukim di Eropa. Sebab, pria Acehitu mengaku sudah empat kali ke Belanda dan hanya sekali diberikan waktu untuk berjumpa dengan staf Departemen Luar Negeri Belanda.

Dalam pertemuaannya itu, Asnawi menerangkan bahwa leluhur orangAceh tidak datang ke Belanda untuk berperang tapi malah sebaliknya.

"Intinya saya menanyakan tentang follow up surat berupa opini serta surat terbuka yang saya tulis dalam tiga bahasa kepada masyarakat Belanda," ujar Asnawi yang menerangkan bahwa opini tersebut pernah dimuat di Hr Serambi Indonesia pada 26 Maret lalu dan kemudian diterjemahkannya ke dalam Bahasa Belanda dan Inggris.

"Sampai saat ini saya masih selalu menunggu jawaban mereka. Melalui telepon langsung dari Swedia, mereka selalu berjanji memberikan jawaban namun sangat pragmatis, sehingga saya tidak percaya lagi dengan diplomat Deplu Belanda di Den Haag itu," ketus Asnawi yang mengaku sangat kecewa terhadap politikus Belanda.
Sebelum itu, usahanya sudah pernah mengirim puluhan surat baik melalui pos dan email ke partai-partai di Belanda, termasuk ke Perdana Menteri Mark Rutte.
Sementara itu dalam dokumentasi yang dibuatnya, diawali dengan rekaman di Kerkoff Peucut, komplek perkuburan serdadu Belanda yang tewas dalam Perang kolonial terhadapAceh.
Video yang berdurasi sekitar 19 menit tersebut, ditampilkan sekilas isi museum militer Bronbeek yang mendokumentasikan seluruh kegiatan KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) beserta komentar remajaAceh asal Amerika dan Swedia yang datang berkunjung ke salah satu museum tertua di Belanda tersebut.
Ada pula cuplikan wawancara dengan seorang anak veteran sekaligus sebagai tentara Belanda kelahiran Cilacap, Jawa Tengah yang pernah bertugas di Aceh.
Di bagian akhir, memperlihatkan usahanya mencari kuburan Snouck Hurgronje yang pernah berpura-pura menjadi mualaf sebagai bagian dari tujuan infiltrasi untuk mengetahui kelemahan perjuangan rakyat Acehdemi kepentingan politik Kolonial Belanda. (*)


Sumber: Serambi

No comments:
Write komentar